Keseimbangan alam pernah kusinggung sedikit di Artikel Cicak Di Dinding, yaitu ketika jumlah nyamuk banyak maka cicakpun datang, dan bila jumlah nyamuk habis cicak pergi lagi ke tempat lain, demikianlah lingkaran kehidupan.
Contoh terganggunya keseimbangan alam bisa dilihat dari pertumbuhan eceng gondok yang sangat cepat yang mampu menutupi muka air sehingga menganggu lalu lintas air, sebagai habitat vektor penyakit, dan menyebabkan pendangkalan sungai. Eceng gondok ini berasal dari sungai Amazon, Brazil. Tumbuhan ini dibawa ke Indonesia di abad 19 dengan tujuan untuk koleksi Kebun Raya Bogo karena bunganya yang cantik.
Selain memakai herbisida dipakai predator untuk memakan eceng gondok , dengan menggunakan ikan jenis Grass carp (Ctenopharyngodon idella) atau ikan koan. Cara ini berhasil dilakukan di danau Kerimci.
Selain dianggap sebagai gulma, eceng gondok ternyata juga memiliki kebaikan karena mampu menyerap logam berat.
Contoh lain lagi adalah Keong Emas (Pomacea canaliculata Lamarck) yang masuk ke Indonesia tahun 1980an. Ternyata hewan ini juga berbiak sangat cepat . Seekor keong emas bisa bertelur ratusan butir yang ditempelkan di tanaman padi. Jumlah keong bisa mencapai 60 – 70 kg per hektar sawah. Keong memakan batang padi berumur 15 sampai 30 hari sampai putus. Sejauh ini belum ada pestisida ataupun predator alami untuk membasmi , petani mengandalkan jari tangan untuk mengambil keong dari sawah. Sehinga ada julukan pembasmi hama cap tangan.
Di Nat-Geo TV pernah juga kulihat ikan sejenis gurami asal Cina (maaf lupa nama Latinnya) yang dibuang begitu saja ke sungai. Populasinya meningkat sangat cepat dan memenuhi sungai-sungai di sana sehingga menjadi masalah tersendiri. . Sifat ikanpun berubah dibanding kerabatnya yang masih ada di negara asalnya.
Dari ceritanya mbak Imelda di Menanak Nasi, di Jepang ada ketentuan pengolahan air limbah rumah tangga. Alasannya banyak kandungan dalam air limbah itu yang tak baik bagi lingkungan. Di antaranya air cucian beras yang masih mengandung unsur-unsur nitrogen dan fosfor bila dialirkan langsung ke laut dikhawatirkan keseimbangan laut akan terganggu, ganggang laut akan berkembang tak terkendali dan mengganggu habitat ikan dan mahluk laut lainnya.
Dari berbagai contoh di atas pantaslah ada instansi yang bernama Balai Karantina Pertanian, untuk memeriksa tumbuhan atau hewan yang dibawa masuk ke negara kita. Jadi, jika anda berjalan-jalan ke luar negeri jangan asal membawa tanaman atau hewan dari sana, bisa menimbulkan masalah besar di sini karena tak ada predatornya.
Sumber : Kompas.Com
nama latin eceng gondok apa hayo…?
namanya tidak menarik untuk diingat 🙂
kira-kira hal kecil apa yang bisa kita (narablog) lakukan untuk menjaga Keseimbangan Alam?
klo saya suka dengan komentarnya mbak Tia, tidak memelihara satwa.
Bagaimana dgn perdagangan hewan langka di pasar gelap ya? Ini namanya mereka suka memelihara binatang, tapi pd dasarnya menghancurkan keberadaan binatang itu sendiri ya… Kabarnya hewan2 yg bekas dipelihara manusia ketika dilepas ke habitat aslinya mereka gak bisa survive ya.. Kasian…
setiap apa yang diciptakan Oleh Tuhan memikili fungsinya masing-masing, seperti cicaik, nyamuk dan lain2
sekecil apapun anggapan kita ttg efek yang terjadi untuk keseimbangan alam tapi kita hrus ttp menjaga ya bunda.. ^^
iya mbak Monda, mahkluk hidup itu ada pasti mempunyai fungsi masing-masing.
Yang sekarang juga menjadi masalah di Jepang yaitu masuknya binatang dari luar negeri, yang dimaksudkan utk dipelihara (pet) tapi karena pemiliknya tidak bertanggung jawab, dilepas begitu saja di alam terbuka, dan mengubah ekosistem yang ada. Katanya pernah ada yang melepaskan buaya juga ke kolam di taman umum hihihihi. Ngeri yah
EM
ngeri amat tiba2 ada buaya ya mbak,
karena komen ini tiba2 jadi ingat di sini juga pernah ada desas desus piranha lepas masuk ke sungai, tapi sampai sekarang nggak tau berita selanjutnya
ha..ha… cicaknya nggak dapat makan lagi,nyamuknya sudah habs kena insektisida
Wah memang perlu sekali menjaga keseimbangan mbak Monda biar rantai makanan tidak putus & efeknya kita juga yang bakalan kena imbasnya….hehehe
setuju sekali ..
Jangan2 tikus yg dirumah saya itu oleh2 tetangga saya yg pulang dari mancanegara ya Mbak 😀
siapa yang bawa ya pak..?
dari negara mana ya… kok tikus got aja udah segede kucing?
sekarang di kantorku banyak tikus…mungkin menghindari ular di luar sana
tikusnya penakut ya…?
tapi tikus2 sekarang kok gede2 ya, kucingnya aja nggak berani ngejar
Kalau wabah ulat bulu kan juga termasuk karena rusaknya keseimbangan alam ya.
Katanya berkurangnya jumlah lebah yang suka makan ulat (ga tau jenis lebah apa)
Jadi inget kata-kata Einstein, yang pernah bilang kalau lebah sudah tidak ada lagi berarti tidak ada lagi kehidupan.
Eh maksud saya wabah ulat bulu karena berkurangnya jumlah lebah.
katanya para peneliti memang begitu Sya
Enceng gondok ittu yang mana ya? Bunda MOnda biasanya kasih gambar..tumben sekarang nggak….
Keseimbangan yang biasanya dulu digambarkan di diagram ekosistem….
biar saya jawab bunda…googling aja Hani…
kang Ade makasih dijawabin he..he..,
dari tadi juga mau coba upload fotonya buat Hani, kok nggak bisa ya
Ttg enceng gondok di daerah kami ada pengrajin yg mengolahnya mjdi kerajinan tangan nan cantik & berdaya jual cukup tinggi 🙂 Oya munculnya ulat2 itu mgkn jg krna keseimbangan alam yg terganggu,ya mbak?
baguslah mbak, gulma bisa dijadikan barang berguna,
katanya eceng gondok mau dicoba buat kertas juga
nah saya sependapat kalau cicak juga berperan penting untuk keseimbangan alam.hmmm kemarin saya baca status seseorang untuk membunuh cicak, duh ga tau betul atau ga ya,kok bawa2hadist segala
aduuuh, kok gitu ya ..jadi pengen liat statusnya
info menarik bunda…
sekarang disawah jarang ada ular karena dibunuh manusia
akibatnya, jumlah tikus merajalela…
sebuah pengingkaran keseimbangan alam ya?
sedj
Tuhan Maha Adil ya mas, tak ada mahluk yang tercipta sia-sia,
Informasinya keren mbak, jadi makin yakin kalo keseimbangan itu mutlak harus kita lakukan buat menjaga kelestarian alam…
🙂
betul mbak, kalau sudah terlanjur kan susah diperbaiki
Oh? Baru tau Bun eceng gondok asalnya dari sungai Amazon..
iya, betul, di bawa ke sini untuk koleksi
Selamat pagi… 8)
Setuju bun…
Keseimbangan alam merupakan hal yang harus ada, agar semuanya saling melengkapi satu sama lain… 😉
selamat malam Agung,
betul segala yang seimbang kan lebih baik daripada yang berat sebelah kan, ntar jatuh
:D
sepakat dengan postingan ini mbak. bbrp waktu lalu, sepupuku yang tinggal di amerika cerita soal ikan dari asia yg “tanpa sengaja” dimasukkan ke sungai di amerika. aku lupa apa namanya. memang di sana trus jadi heboh karena ikan itu kemudian jadi predator. serem deh…
berarti ikan ini mbak yang kutonton itu, katanya dilepaskan dari rumah makan,
di sana sampai ada perlomabaan nangkap ikan itu, karena ikan asli di sana banyak yang sudah menyusut jumlahnya
Wah, di Jepang seperti itu ya… 😮
Memang keseimbangan itu suatu keharusan ya. Tugas kita manusia lah untuk menjaganya. 🙂
betul banget Asop,
kita yang harus bijak, jangan suka gegabah bawa2 fauna atau flora asing atau, mengambil dari alam seenaknya
salam kenal.
keseimbangan emang selalu diperlukan. makanya kita bisa hidup tenang seperti saat ini. saat udah terganggu baru deh jadi kaco, kaya si ulat bulu yang lagi gila2an di jawa.
terma kasih kunjungannya willy
lah tapi kenapa si air cucian beras itu dibuat untuk nyiramin tanaman ya Bun??? katanya malah bagus ❓
mungkin nggak banyak yang punya tanaman,
lagian kan susah mengawasi orang buang limbah cucian berasnya
:D
oke deh,,,, trimakasih infonya,,
kali aja ntar bisa ke luar negeri jadi ga bingung lagi kalau mau bawa oleh2.. 😀
Amin, semoga bisa sering2 jalan ke mancanegara ya
makasih sharenya..
Salam,
terima kasih juga Adi
terimakasih sharingnya, mbak…
sama2 mbak
yg memprihatinkan soal keong mas itu ya kak
kebayang aja padi umur segitu putus batangnya krn keong2 itu
yeah … keseimbangan emang dibutuhkan dalam banyak aspek dalam kehidupan kita, yang seimbang itu yang pas 😀
kasihan para petani itu, padinya rusak dalam waktu singkat..
Dulu, seingat saya, daun eceng gondok yang lebar dipakai untuk membungkus ikan laut, kalau kita beli di tempat penangkapan ikan laut, dan ada yang memakan bijinya eceng gondok, entah diapakan.
Thanks sudah berbagi, kak Monda, jadi bertambah pengetahuan.
Bisa dipakai bungkis ya…, tapi mungkin ikan kecil aja ya..