Padrao Sunda Kelapa adalah sebuah prasasti berbentuk tugu batu. Padrao berasal dari bahasa Portugis yang artinya batu. Padrao didirikan di atas tanah yang ditunjuk sebagai tempat untuk membangun benteng dan gudang bagi orang Portugis.
Prasasti ini merupakan perjanjian antara kerajaan Sunda dan kerajaan Portugal yang dibuat oleh utusan dagang Portugal pimpinan Enrique Leme dan membawa barang-barang untuk Raja Samian (Sanghyang Surawisesa). Foto Padrao berasal dari sini.
Prasasti ini ditemukan di sudut Jalan Kali Besar Timur dan Jalan Cengkeh, Jakarta Barat. Lokasi penemuan itu dekat gerobak sampah pada foto di bawah ini. Lokasi ini dahulu kala adalah garis pantai. Prasasti ditemukan tahun 1918 ketika dilakukan penggalian untuk membuat fondasi gudang. Padrao asli kini disimpan di Museum Nasional dan sebuah replikanya ada di Museum Sejarah Jakarta.
Foto atas adalah penjelasan dari para narasumber dalam acara PTD bersama Sahabat Museum 1 Agustus 2010.
Padrao ini tingginya 165 cm. Terdapat gambar bola dunia di bagian atas dengan garis katulistiwa dam 5 garis lintang sejajar. Lambang ini digunakan pada pemerintahan Raja Manuel I dan Joao II dari Portugal.
Pada baris pertama tulisan prasasti tersebut terdapat lambang salib, dan di bawahnya terdapat tulisan DSPOR yang merupakan singkatan dari Do Senhario de Portugal (penguasa Portugal). Pada kedua baris berikutnya terdapat tulisan Esfera do Mundo (bola dunia) atau Espera do Mundo (harapan dunia).
Bangsa Portugis biasa mendirikan padrao saat mereka menemukan tanah baru. Portugis tidak dapat memenuhi janjinya untuk membangun benteng karena ada masalah di Goa, India.
Perjanjian inilah yang memicu serangan tentara Kesultanan Demak ke Sunda Kelapa pada tahun 1527 dan berhasil mengusir orang Portugis dari Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527, yang kelak di kemudian hari diperingati sebagai hari berdirinya Jakarta.
Jadi pengen liat..
Ehm, saya juga baru tau tentang Padrao Sunda Kelapa!
Sepertinya wista ke museum harus masuk jadwal rekreasi saya kalo ke Jakarta, mbak, kalo ke mall melulu, yang saya tau jadinya cuma baju, tas dan sepatu…hehehe 😛
sama mbak, aku juga baru tahu
Padrao ini satu2nya di Indonesia
Media yang digunakan sama seperti yang ada di Kutai Kartanegara, bahkan bentuknya pun hampir sama
Hanya isinya yang berbeda, Prasasti Yupa yg ada di Kukar menceritakan tentang kemurahan hati Raja Kudungga memberikan sedekah berupa ribuan ekor sapi untuk masyarakat Kerajaan Kutai.
Tapi kalau tidak salah Prasasti Yupa justru berada di Belanda, yang ada disini cuma replikanya saja
Sayang sekali yaa 😦
kabarnya banyak benda bersejarah kita di sana, begitu pula arsip2nya, kalau dirawat dgn baik kukira tak masalah, nanti kalau suatu saat kita bisa memeliharanya dgn baik mudah2an dikembalikan,
contohnya ada arca yg sudah dikembalikan, kalau tidak salah namanya Prajna Paramitha dan skrg disimpan di museum Nasional
di jakarta yang aslinya ya Mbak Monda?
krn banyak juga replika nya yg ditaruh di beberapa tempat/museum di luar jakarta .
salam
yg aslinya di Jakarta bunda,
padrao ini satu2nya yang ada di Indonesia
Ternyata banyak perubahan ya… yang dulunya garis pantai sekarang menjadi… dan tak terkira hanya tempat seperti itu adalah saksi sejarah ditemukannya sebuah prasasti…
reklamasi rupanya udah ada dari dulu,
kalau ke Jakarta wilayah Kota Tua ini layak banget dikunjungi
Selalu dibuat replikanya ya, Mbak…
Sepertinya beberapa benda sejarah yang dipajang di museum Mulawarman Tenggarong juga berupa replika. Katanya sih yag asli dibawa ke Jakarta gitu…
Nice info, walau tinggal di kota yg sama namun tidak tau sebelumnya … nice info … 😉
btw kenapa ya tidak ditarok ditempat aslinya ditemukan?
ntar dijadiin grafiti lho,
trims ya sudah mampir ke sini
Ooooo….gitu ya mba 🙂
Makasih ya mbaaaaa….
Nambah ilmu deh aku 🙂
makasih atas infonya ya……………..
dapet ilmu bermanfaat dari sini…
mksh ya… slm knl
gak sia2 aku mampir
mampir balik ya…
🙂
Ini pengetahuan baru bagi saya Kak …
Mengenai seluk beluk sejarah Jakarta
Ibu Kota Negara Tercinta
Terima kasih kak
Salam saya
Assalamualaikum Ibu, apa kabar? lama tak mampir 🙂
Wah ternyata pernah ditemukan padrao di JakBar ya, baru tahu ini saya Bu:). ah jadi tertarik ingin “main-main” ke museum nasional, biar nambah pengetahuan tentang sejarah…
Trims Bu sharing nya…
nice info…