Karya : Allison Hoover Bartlett, 2009
Terjemahan Indonesia : Lulu Fitri Rahman
Cetakan 1 : April 2010
Penerbit : alvabet (www.alvabet.co.id)
Minggu ini jadi jarang bw karena terhanyut menamatkan buku menarik ini, tak mau berhenti. Pertama melihat buku ini di Kharisma aku langsung tertarik dengan judulnya. Kata too much menyiratkan sesuatu yang sudah melampaui batas. Apakah ada orang yang mencintai buku sampai keterlaluan. Merasa sebagai pencinta buku, aku langsung menariknya dari rak, apa yang akan dikupas oleh buku ini dan langsung membaca sinopsisnya. Dikatakan The Man Who Loved Books Too Much ini berdasarkan kisah nyata. Dan artikel Bartlett ini dinyatakan sebagai Best American Crime Reporting 2007.
Kisah ini adalah tentang dunia buku langka yang dinyatakan lebih bernilai daripada barang antik lainnya. Kalau ada kalimat “Jangan menilai buku dari covernya” di kalangan penjual buku langka kalimat ini berubah ” Jangan menilai buku dari isinya”. Kulit buku langka seringkali didesain sangat indah dan dari kulit hewan yang sangat halus. Kulit buku yang masih apik akan meningkatkan harga waklaupun isinya biasa-biasa saja.
Buku edisi pertama adalah buku yang sangat berharga. Contohnya copy pertama Harry Potter and the Philosopher’s stone yang hanya dicetak 500.000 eksemplar telah berharga 30,000 dollar. Apalagi buku-buku kuno yang sangat jarang yang berasal dari tahun 1600an.
Di sinilah kita jadi memasuki dunia yang tak pernah kita tahu. Seluk beluk dunia perdagangan buku langka dan kolektor yang rela membeli buku-buku mahal. Mereka disebut bibliofil, pecinta buku dan bibliomania yang lebih fanatik.
John Gilkey, seorang bibliomania, rela mencuri buku. Dia mencuri buku bukanlah untuk mencari keuntungan dengan menjualnya kembali dengan harga tinggi. Dia mengkhayalkan kenikmatan memiliki buku-buku langka di rak bukunya agar bisa jadi seperti rumah para bangsawan. Tetapi dia miskin. Lalu bagaimana caranya agar bisa punya koleksi buku terkenal dan langka? Gilkey memesan buku dengan memakai nomor kartu kredit orang lain atau cek kosong. Akibatnya berkali-kali dia keluar masuk penjara.
Gilkey yang licin berhadapan dengan Ken Sanders, agen buku langka yang bertindak sebagai detektif (bibliodick) yang sama obsesifnya dengan Gilkey untuk memburu si pencuri yang mengacaukan perdagangannya. Kutemukan juga linknya pak Ken Sanders disini yang bercerita pengalamannya berhadapan dengan John Gilkey.
Ceritanya singkat saja ya, supaya penasaran.
Yang agak merepotkan buku ini banyak memuat nama orang, nama penulis terkenal, dan judul buku sehingga banyak catatan kaki, seperti layaknya karya ilmiah, jadi harus sering bolak-balik ke halaman belakang.
test … masuk g komen ini??
komennya ditangkap aki …., udah dilepas nih
waahhh jadi pengen baca 😀
Wahh patut di catat mbak Monda…thanks for sharing