Makan Bunga…. lezaat…

Setelah berpuas-puas makan makanan yang serba daging dan berlemak selama Lebaran, toh akhirnya bosan juga ya. Mencari makanan lain dari sayur-sayuran, akhirnya kami coba ke  rumah makan pecel Madiun, alhamdulillah sudah buka, cukup cepat juga karena masih banyak rumah makan di sekitar kami yang masih tutup.

Pecel Madiun ini cukup sering kami sambangi, karena termasuk salah satu kesukaan seluruh keluarga. Yang khas dari pecel Madiun ini adalah campuran sayurannya , selain kacang panjang, taoge dan sayuran umum lainnya, adalah  kembang turi ( Bu Enny dan Krismariana pastilah hafal betul) dan bumbu pecelnya yang pedas segar.  Nasi pecel di bawah ini kutambahi dengan serundeng, empal dan peyek. Sedaaap… (sayangnya kembang turinya tak  terlihat ya, fotonya nggak fokus karena udah kelaparan). Rasa kembang turi ya mirip rasa sayuran pada umumnya, cuma ada rasa agak pedar sedikit.

Kembang turi itu berasal dari pohon turi seperti di bawah ini.

kembang Turi

Dan inilah bentuk kembang turi yang menjadi campuran pecel Madiun (kedua foto turi ini berasal dari Wikipedia)

kembang turi

Setelah makan pecel kembang turi ini tiba-tiba aku tersadar, manusia itu memang pemakan segala ya, tak cukup hanya sayuran, kembangpun disantap. Beberapa jenis makanan berdasar kembang yang pernah kumakan selain kembang turi yaitu  kembang pepaya, kembang pisang (jantung) yang dibuat rujak khas Tapanuli, Rabbar. Kembang durian juga jadi santapan sehari-hari di Betawi, tapi untuk yang ini belum pernah kucoba.  teman-teman tahu ada jenis makanan dari kembang lainnya?

 

69 respons untuk ‘Makan Bunga…. lezaat…

  1. krismariana berkata:

    pecel dengan kembang turi? waaaah… enak banget tuh! kalau aku sedang ke madiun kadang nyari pecel dengan kembang turi dan “temu kunci.” ini kunci yg biasa buat bumbu sayur bening bayam, tapi yg masih muda. enak. baunya khas dan harum 🙂

  2. Sondha Siregar berkata:

    Pecel yang ada kembang turi juga ada di mbok2 yang bakulan di depan Pasar Bringharjo… Rasanya manstap banget……

  3. Allisa Yustica Krones berkata:

    Kembang kol juga, bun :mrgreen:

    Iya yah, saya salut lho terutama sama orang2 jaman dulu, tau aja gitu mana yang bisa dimakan dan mana yang gak. Trus mereka bisa menemukan aneka jenis bumbu untuk penyedap makanan juga. Walopun gak ada nama penemunya, tapi sesungguhnya penemuan jenis makanan dan rempah sejak jaman purbakala itu yang paling besar sepanjang masa 😀

    • monda berkata:

      betul juga ya, darimana bisa tau sereh, daun salam ataupun laos dan aneka rempah lainnya bisa membuat masakan jadi lezat ,

      orang dulu itu hebat ya, kita sekarang terima enaknya saja :D

  4. Lyliana Thia berkata:

    Bunda Monda, Papaku sukaaa banget makan kembang turi…
    dirumah nanem…
    selain dipecel, biasa juga ditumis..
    rasanya agak pahit ya Bun… apalagi klo nggak sengaja kemasukan serbuk sarinya,, uwh pahit…

    tapi enaaak… hihihi… 😀

  5. chocoVanilla berkata:

    Selamat Idul Fitri dulu, BuMon, maafkan lahir dan batin yaaa…. 😀

    Dulu almarhum Mbah Tie saya juga suka bikin pecel pake kembang turi. Kalo bikin gudeg pake manggar, namanya Gudeg Manggar. Enaaaaak bangget 😀

    Manggar itu kalo gak salah kembang kelapa ya, BuMon? (lha kok malah nanya 😛 )

  6. @zizydmk berkata:

    Jadi ingat Suzana. Pemakan kembang melati.
    Mungkin kalau manusia terbiasa makan kembang-kembangan sejak kecil, lama2 terbiasa dan tidak masalah ya. Karena terbiasa makannya daun-daunan alias sayur, jadilah kayaknya makan kembang itu aneh, padahal klo bisa dimakan ya dimakan saja…

Tinggalkan Balasan ke @zizydmk Batalkan balasan