Benda Keramat

Punya mata yang normal itu adalah anugrah dan rejeki yang sangat tak ternilai.  Bertahun-tahun aku menikmati mata yang normal yang dapat membaca semua tulisan dari jarak cukup jauh dengan sangat jelas. Dari lima bersaudara hanya aku yang tak berkaca mata minus. Larangan orang tua supaya tak membaca sambil tiduran atau nonton televisi terlalu dekat agar tak berkacamata  tak masuk ke telingaku karena  tak kurasakan efeknya, karena setiap  melakukan pemeriksaan mata  selalu hasilnya normal. Bandel ya, dan sampai sekarang kebiasaan buruk masih kulakukan.

Sampai suatu ketika kurasakan keanehan ketika membaca buku ataupun menatap layar monitor komputer. Ada sesuatu yang terasa aneh di daerah mata dekat pangkal hidung., daerah itu terasa sakit dan perih.  Mula-mula kukira ini hanya karena kelelahan, tetapi perlahan-lahan jarak baca semakin menjauh. Buku harus dijauhkan agar tulisan terlihat jelas. Ketika kuperiksa ke dokter spesialis mata ternyata aku sudah harus memakai kacamata plus, tetapi pandangan jauh masih sangat jelas.

Maka di optik dibuatkanlah kaca mata progresif  dengan bagian atas kaca hanya kaca biasa  supaya bisa terus dipakai sehari-hari dan bagian bawah untuk membaca.  Rupanya kaca mata baca mempunyai efek memperbesar benda. Ketika kaca mata kupakai sambil berjalan, benda-benda yang kulihat semua berubah menjadi besar, melangkah sering tersandung karena jarak antar anak tangga  terlihat  tinggi, sehingga berjalanpun jadi gamang, karena itu aku masih tak mau sering memakai kaca mata ini.

Kaca mata plus ini kurasa sangat merepotkan, tak bisa membaca  tanpa dia. Tadinya bisa membuka buku atau koran di mana saja, sekarang harus mencari kaca mata yang sering terlupa diletakkan entah di mana.

Sampai suatu ketika  aku mengalami kejadian yang membuatku tersadar.  Ke bank dengan percaya diri sengaja tak kubawa kaca mata karena tak muat di dalam kantong baju, bukan lupa.  Kupikir jarak bank itu sangat dekat dari kantorku, repot kalau harus membawa tas untuk menyimpan kaca mata.

Ketika hendak menulis di lembar transfer bank ternyata hurufnya sangat kecil  Sudah kucoba untuk menjauhkan kertas, tetapi tulisan tetap tak terbaca.  Akhirnya kuminta bantuan teller yang membantu membacakan setiap tulisan sampai akhirnya transaksi selesai.  Kukira semua sudah selesai.  Sore harinya aku dikejutkan sms dari bank yang menyatakan transaksi tak berhasil dijalankan.  Kudiamkan saja sampai pihak bank sekali lagi konfirmasi per telepon dan  petugas mengatakan transfer tak bisa dikirimkan karena ditolak bank penerima. Dana dikembalikan ke rekeningku. Semua ini ternyata terjadi karena salah menulis cabang bank penerima. Memang waktu itu aku tak menemukan alamat bank penerima  itu di buku tabungan, jadi kutulis saja nama kompleks mal tempat bank berkantor. Terpaksalah aku kembali ke bank untuk mentransfer sekali lagi. Pekerjaan yang sia-sia bukan?  Kehilangan waktu dan harus mengeluarkan biaya transfer sampai dua kali hanya karena malas bawa kaca mata.

Sejak itu aku kapok. Ke mana-mana selalu membawa benda keramat itu. Karena sering terlupa meletakkannya di mana kusiapkan kaca mata lebih dari satu sebagai cadangan.  Ada  yang kuletakkan di meja samping tempat tidur, di laci meja kerja, di dalam tas ada dua. Kacamata baca banyak tersedia di pasaran dengan harga murah, hanya 20 ribu sampai 30 ribu per buahnya dan fungsinyapun menyamai kaca mata buatan optik, maka  jenis itu yang kusiapkan sebagai cadangan, daripada tak bisa berkutik tanpa dia bukan?.

Itulah perubahan yang harus kuhadapi seiring bertambahnya usia . By the way, sekarang jadi malas smsan karena tak bisa membaca dan menulis sms tanpa kaca mata. Repot harus cari benda keramat itu dulu.

Tulisan ini diikutsertakan pada Kontes Make That Change yang diadakan oleh Pendar Bintang.

52 respons untuk ‘Benda Keramat

  1. EASY SPEAK berkata:

    nice posting…sangat informatif banget mas…..thanks for the share
    numpang berbagi info menarik neh ^_^

    “English Tutors Urgently Required”

    Easy Speak, A fast-growing National English Language Consultant, is hunting for
    English Tutors

    Qualifications:
    1) Competent, Experienced, or Fresh Graduates
    2) Proficient in English both spoken & written
    3) Friendly, Communicative, & Creative
    4) Available for being placed in one of the following cities:

    a. Batam 0778-460785
    b. Pekanbaru 0761-7641321
    c. Balikpapan 0542-737537
    d. Palembang 0711-350788
    e. Samarinda 0541-273163
    f. Denpasar 0361-422335
    g. Makassar 0411-451510
    h. Semarang 024-3562949
    i. Bandung 022-76660044
    j. Banjarmasin 0511-7069699

    If you meet the qualifications above, please send your resume to: easyspeak.recruitment@gmail.com.
    Or contact our branch offices mentioned above to confirm prior to sending your resume.

    Visit http://www.easyspeak.co.id for further information.
    Make sure that you won’t miss this golden opportunity as the day after tomorrow might be too late for you to compete for this position

  2. Allisa Yustica Krones berkata:

    Hehehe…tadi sempat mengira-ngira apa benda keramatnya, kak 😀

    Saya juga dari dulu bandel, suka nonton TV deket2, suka baca pas di mobil, dan tentu suka baca sambil tiduran juga, bahkan hanya dengan lampu tidur. Soalnya kalo lagi kepengeeen banget baca-baca pas sudah waktunya tidur, suka dimarahin sama papa, jadinya ya maksain diri baca gelap-gelapan :D. Trus waktu kuliah saya bisa menghabiskan waktu lebih dari 10 jam sehari di depan komputer demi ngerjain project. Syukurlah, rupanya jus wortel yang hampir tiap hari dicekokin si mama betul2 membantu, jadinya sampe sekarang mata saya gak pernah bermasalah. Semoga sampe ke depannya tetap gak bermasalah 😀

    Belajar dari pengalaman, sekarang sayuran wajib yang harus dikonsumsi Raja adalah wortel. Hidup wortel! 😀

  3. irfan handi berkata:

    Alhandulillah sampai saat ini saya masih diberikan nikmat untuk membaca tanpa kacamata.
    Salam persahabatan selalu.

Tinggalkan Balasan ke Kontraktor Batalkan balasan