Stempel dan Aksara

Pernah  mengajak anak-anak merasakan aura kejayaan masa lalu dan masa kini? Di Museum Nasional Jakarta  saat ini sedang berlangsung 2 pameran bertema sama, yaitu stempel dan aksara. Yang pertama tentu saja menampilkan koleksi dari negri sendiri, dan yang kedua dari Tiongkok. Kedua pameran yang dimulai  tanggal 7 Oktober itu akan segera berakhir pada tanggal 21 bulan yang sama. Agak terlambat menceritakan tentang pameran di sini, padahal kudatangi tepat di hari pembukaan.

Dari Nusantara dipamerkan bermacam-macam bentuk stempel, yang terbuat dari kayu, perak, kuningan bahkan emas. Benda bersejarah ini ada yang berasal dari abad 7 Masehi. Contohnya stempel emas yang didapat dari reruntuhan kapal di dasar laut (Intan Wreck), tepatnya di situs batu Hitam, Bangka Belitung. Seni kaligrafi ditampilkan dalam bentuk uang yang bertulis, misal uang emas Jingara dari Sulawesi,  Selatan, panji  dari kain katun, kain panjang basurek dari Jambi dengan tulisan huruf Arab, jimat, perisai dari Kalimantan Selatan, dan lain-lain. Di pameran ini disediakan katalog gratis sehingga semakin menambah khasanah pengetahuan kita akan sejarah nasional.

Dari negeri Tiongkok   pameran yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok, Balai Seni Rupa Tiongkok ini bertujuan memperingati 62 tahun berdirinya Republik. Pameran menampilkan karya Li Lanqing, mantan Wakil Perdana Menteri Tiongkok. yang kini menjadi seniman.  Karyanya berupa  stempel dan kaligrafi. Stempel itu sendiri sudah merupakan  kebudayaan Tiongkok sejak 2000 tahun lalu. Sejarahnya stempel digunakan untuk lambang kekaisaran atau kekuasaan dan fungsinya seperti tandatangan di masa kini.Tetapi kini stempel lebih sebagai elemen artistik untuk media ekspresi penciptanya.

Pameran terdiri dari 5 bagian Seni Ukir Stempel Tiongkok, kebudayaan Dunia, Kebudayaan Tiongkok, Tiongkok Masa Kini dan Isi Hati Tentang Kehidupan.Khusus untuk pameran ini bapak Li Lanqing mengukir 6 stempel ,  antara lain Indonesia, Borobudur, stempel Cheng Ho.

Seni ukir stempel menggunakan pisau untuk mengukir aksara Tiongkok di atas logam, batu, keramik, dll. Kemudian pada ukiran dioleskan Yinni ( tinta stempel merah berbentuk pasta) dan dicetak di atas kertas). Pengunjung bisa mencoba menstempel sendiri. Stempel untuk contoh itu  bergambar kelinci (melambangkan tahun kelinci) terbuat dari  marmer. Stempel lain yang dipamerkan bagian atasnya berukir, ada ukiran singa,  bahkan model dada dari  seniman musik terkenal dunia. Stempel ini diletakkan di atas dudukan bercermin hingga kita bisa melihat detail   permukaan bawahnya.

 

 

Stempel Nusantara


Foto Stempel Nusantara dari katalog pameran

33 respons untuk ‘Stempel dan Aksara

  1. Legy Masyhury berkata:

    Kesenian china kadang terlihat keren dan menakjubkan. Nuansa merah-nya membuat perasaan gimana gitu..
    Tapi ah, islam juga punya kesenian dan aksara yang tak kalah mengagumkan. hihi… 😀

  2. Kakaakin berkata:

    Paling kagum saat melihat stempel unik yang sering ada di film2 kerajaan China [:)]
    Oh, ternyata di nusantara juga sejak dulu telah dikenal stempel ya…

  3. edratna berkata:

    Mbak Monda,
    Senang baca cerita ini…..akhir-akhir ini saya tak sempat kemana-mana, jadi cerita ini menambah pengetahuan bagi saya.
    Makasih ya….
    Stempel yang punya nilai sejarah, dan seni saat itu.

  4. vizon berkata:

    Stempel dengan citarasa seni tinggi dan tentu memiliki nilai historis tersendiri. Semoga suatu saat pamerannya pindah ke Jogja, dan saya bisa lihat, hehe… 🙂

  5. Djangan Pakies berkata:

    Tentu kalo stempel itu milik kerajaan, bentuknya sangat istimewa dan khas

    begitu pentingnya stempel sebagai jati diri. Bahkan Rasululloh SAW juga punya stempel sendiri dari cincin.

  6. marsudiyanto berkata:

    Saya termasuk pengagum stempel, khususnya yang memiliki nilai seni yang menurut saya tinggi…
    Beberapa perusahaan asing yg di Indonesia, pegawainya biasanya punya stempel personal.

  7. niee berkata:

    Emang stempel.tiongkok ini lucu2 ya.. paling suka.aku yg terbuat dari giok.. terkesan mewah dan keren aja kelihatannya.. sayang kemaren gak tw neh ada pameran beginian.. jd gak sempet lihat deh..

  8. dey berkata:

    sayang, tempatnya jauh .. fauzan suka sekali di ajak ke museum. Ini aja merengek terus pengen ke museum sri baduga di bandung, belum kesampean.

  9. bundadontworry berkata:

    oh ternyata stempel udah lama banget dikenal di negeri kita ya BuMon
    suka banget kalau baca tulisan BuMon ttg sejarah di museum kayak gini lengkap sak lengkap lengkapnya 🙂
    terimakasih ya BuMon, jadi menambah wawasan ku 🙂
    salam

    • monda berkata:

      maaf ya hampir telat infonya mbak…..
      sering juga diadakan pameran, coba dicek ke situsnya museum aja mbak,
      tapi nanti kalau aku tau ada pameran lagi insya Allah dikabari

  10. LJ berkata:

    hmm, dari abad ke 7 ud dikenal penggunaan stempel di nusantara.
    dibubuhkannya di daun lontar ya kak..?

    sampai sekarang aku masih perlu stempel, kak
    stempel puskesmas terutama 😛

  11. mama-nya Kinan berkata:

    thanks for sharing bun..
    wah enaknya yah mbak monda yang tinggal dijakarta banyak even bagus dan menarik di gelar jadi memuaskan hasrat pecinta seni dan pecinta barang barang kuno yang ada dimusium…lama sekali nggak jalan jalan kemusium…yang seperti itu..kemarin kemusium satwa hehehe *lain yah bun…pingin sekali ngajak kinan ke musium Bank Indonesia atau bank mandiri yang ada di jakarta kota itu bun…*ngiler lihat postingannya bunda vania dan bunda hilsya…semoga suatu saat bisa berkunjung kesana..

    • monda berkata:

      Alhamdulillah mam, apalagi ini dekat dengan kantorku, jadi pas jam istirahat bisa sekalian dimampirin

      aamiin, semoga bisa sama2 nanti main dengan Kinan ke museum ya

Tinggalkan Balasan ke melly Batalkan balasan