Hari Ibu : Penjual Buah

penjual buah lokal

Model dalam foto ini adalah seorang ibu penjual  buah di tepi jalan di  wilayah Kintamani, Bali. Buah yang dijualnya adalah buah lokal hasil perkebunan setempat.

Kita sudah mahfum kenyataan buah lokal masih kalah saingan dengan buah import. Bahkan di pedagang kaki lima dan asongan lebih banyak yang menjual aneka buah dari luar negeri, dikarenakan  harganya bisa lebih murah daripada buah produksi dalam negeri. Konsumen mana yang menolak  harga yang lebih murah? Miris ya.

Katanya kita bangga sebagai bangsa, ayo dong kita konsumsi buah lokal, supaya pemandangan cantik seperti di bawah ini masih bisa kita nikmati, sekaligus meningkatkan pendapatan saudara-saudara kita  para petani buah .

kebun jeruk di Kintamani, Bali

Di artikelnya  mbak Dani, kita bisa tahu menurunnya produksi buah jeruk Kintamani yang manis itu. Kebun jeruk di tepi jalan raya ini tidak berpagar, tak ada kekhawatiran  buah akan diambil orang. Ternyata dari  percakapan kami di kolom komen, ada kearifan lokal di sana yang membuat orang tak berani mengambil barang yang diketahui milik orang lain, apalagi bila sudah ada “sawen” (penanda berupa ranting atau pucuk daun).

Potret ini di ikut sertakan dalam Kontes Perempuan dan Aktivitas yang di  selenggarakan  oleh  Ibu Fauzan dan  Mama Olive.

54 respons untuk ‘Hari Ibu : Penjual Buah

  1. niee berkata:

    Klo urusan jeuk seh aku senengnya buah lokal bun.. kan jeruk pontianak terkenal banget tuh.. hehehehe..

    Dan masalah buah2 lainnya juga seh.. terutama buah hutan seperti.durian dan.cempedak.. disini buah2an itu murah2 banget..

  2. Elsa berkata:

    sayang ya Mbak
    buah lokal kalah saing dengan buah import
    padahal buah lokal lebih bersih, maksudnya lebih sedikit mengandung pestisida dan zat zat pengawet lainnya

Tinggalkan Balasan ke Mama Kinan Batalkan balasan