Solitaire itu permainan kartu yang bisa dimainkan sendiri, hampir semua orang sudah tahu. Tapi permainan kartu yang kukenal belum lama ini hanya berupa permainan di komputer, tidak pernah tau cara memainkannya dengan sekotak kartu remi. Masih ada lagi makna solitaire bagiku.
Kata Solitaire itu pertama kukenal saat masih gadis kecil , yaitu dari iklan sabun tiga huruf yang terkenal itu. Sang model adalah seorang gadis cantik yang berperan sebagai Solitaire di film James Bond, bernama Jane Seymour. Selain itu kata ini semakin akrab di telingaku karena ada lagu indah “Solitaire” yang dibawakan oleh The Carpenters, bertahun-tahun lalu, dan sekarang kupakai sebagai backsound tulisan ini.
Tentu saja aku bukanlah seorang penyendiri seperti yang digambarkan oleh lirik lagu “Solitaire” itu. Amit-amit, jangan sampai kejadian.
Solitaire yang dalam konteks ini kuartikan bisa melakukan banyak hal sendiri tanpa banyak bantuan dari orang lain. Kebiasaan mandiri ini baru tumbuh setelah bekerja dan berpisah kota dengan orang tua. Dulu aku anak yang biasa menikmati fasilitas.
Setelah bekerja di kota lain, hidup di rumah dinas sendirian, harus belajar menyiapkan semuanya sendiri. Masak, membereskan rumah, mengatur keuangan sendiri. Apalagi setelah menikah, dan kembali ke Bengkulu untuk melanjutkan bekerja, menjalani hubungan jarak jauh dengan suami, dalam keadaan hamil. Ibu hamil, pasti ada keinginan makan ini itu, atau ngidam. Ngidam sendiri ya cari sendiri apa yang dimau. Kontrol ke dokter ya sendiri, dan akhirnya melahirkan juga tak kuijinkan suami menemani, di luar saja menunggu.
Ketika akhirnya ada titik terang dikabulkannya ijin pindah tugas mengikuti suami, mulailah diatur persiapan pengepakan barang. Sayang alat-alat rumah tangga yang telah dicicil selama ini untuk ditinggalkan begitu saja. Barang-barang yang terbungkus dalam kotak, tentu saja harus dikirim. Jika dikirim dengan jasa pengiriman atau kantor pos biayanya mahal karena dihitung per kilo. Atas saran teman ditempuh cara lain. Kardus-kardus kubawa menumpang dengan angkot sendiri saja dengan masih berperut gendut ke kantor bis DAMRI. Di sana ada jasa pengiriman barang yang hanya dihitung per kardus, sudah pasti biayanya lebih murah. Hanya, barang harus diambil sendiri di poolnya di Kemayoran, itu tugas suamiku. Demikian berulang-ulang, barang yang dikirim itu mulai dari peralatan memasak sampai lemari dan ranjang sistim knock down. Hanya furnitur itu saja yang harus dibantu tukang untuk melepas dan pengepakannya.
Seperti pernah kuceritakan di beberapa postingan sebelumnya, aku biasa pergi ke mana-mana sendiri. Shopping, kondangan, nonton, atau sidang pengadilan tilang sendiri. Me timeku juga berjalan ke museum dan makan sendiri di resto. Di rumah pun biasa memindahkan lemari, ranjang dan kursi sendiri, karena bisa tiba-tiba saja ingin mengganti dekorasi rumah, tak menunggu suami atau orang lain membantu. Cukup digeser saja, paling juga meninggalkan goresan di lantai.
Tetapi meskipun bisa dan biasa bersendiri saja, ada beberapa hal yang tak bisa atau tak mau kulakukan sendiri. Me time ke museum tak bisa kulakukan ke Museum Taman Prasasti di Jakarta, yang berupa kuburan tua Belanda dengan banyak prasasti nisan yang indah. Aku ingin ke sana, karena selain tempat ini sering dijadikan lokasi shooting video klip, nisannya pun sudah diakui sebagai prasasti. Aku ingin ditemani sebab museum berupa ruang terbuka ini kutakutkan ada orang iseng atau mahluk tak bertapak yang menemani he..he.. Aku kan penakut.
Melayat juga tak mau sendiri, tak enak rasanya ketika mendatangi dan bersalaman dengan keluarga yang berduka, rasanya banyak mata yang memperhatikan. Selain itu aku gampang ikut sedih dan tak bisa memberikan kata-kata penghiburan.
Ada lagi kebiasan sok bisa sendiri yang tak kulakukan lagi. Mencangkul.
Ada kejadian yang membuatku kapok. Tanpa bertanya atau minta tolong suami aku mencangkul halaman untuk menanam bunga. Tiba-tiba saja air memancar keluar. Aku tak sengaja mencangkul pipa pralon. Heboh tentu saja, aku sampai berteriak karena kaget begitu banyak air keluar, dan akibatnya tentu saja kena tegur. Terpaksa suami jadi repot mengganti pipa pralon.
Tulisan ini diikutkan pada perhelatan GIVEAWAY : PRIBADI MANDIRI yang diselenggarakan oleh Imelda Coutrier dan Nicamperenique.
ibu yang sangat kuat
semoga anaknya juga bisa kuat seperti ibunya
heheh.
semua orang tahu solitaire
walaupun tidak suka
tetapi saya pernah memainkanya.
btw lagu di artikel inikah
yang diputar di blog ini?
Ya betul, lagu di blog ini memang Solitaire.
Saya juga kalau melayat sendiri rasanya nggak nyaman mbak….
sendiri vs bareng teman, menurutku yang menang itu kalau ada teman mbak, apa2nya pasti bisa diatasi…
wahh benar2 hebat ini mah….lagi hamil ngepak2 kardus sendirian….trus aku juga salut sama ibu2 yang bisa mindah2in barang sendirian…kalo aku mah ngga bisa hhiihih….
Ngepak sendirian, sebetulnya gampang kok mam, abisnya nggak ada yg bantuin