Bukittinggi, kota kelahiran proklamator Bung Hatta pernah menjadi ibukota pemerintahan darurat Republik Indonesia di tahun 1948. Bukittinggi berjarak lebih kurang 2 jam perjalanan dari Bandara Internasional Minangkabau di kota Padang. Dari bandara menuju kota ini bisa memakai taksi sewaan seharga lebih kurang Rp 250.000,- atau bisa dengan mobil travel dengan biaya Rp 45.000,- per orang.
Baru tahu dari artikelnya Nique, Bukittinggi dapat julukan kota yang sexy dari Gol A Gong. Belum jelas mengapa disebut sexy. Mungkinkah karena wisata kulinernya? Atau karena pemandangan alam, atau karena hasil kerajinannya yang mengundang turis dari negara serumpun datang memborong songketnya ? Ataukah karena kota ini sangat pas dijadikan basis untuk menjangkau semua lokasi wisata ? Padahal kota ini tak terlalu luas, dalam sehari bisa hafal seluruh jalan di Bukittinggi, itu katanya.
Kota Bukittinggi dikelilingi oleh dua gunung berapi yaitu, gunung Singgalang dan gunung Merapi. Lokasi ini menjadikan kota sangat menawan. Tak pelak hal ini menobatkannya sebagai salah satu kota turis. Tetapi ada yang masih kurang, masyarakat kita belum mengenalnya sebagai tujuan wisata. Ketika kukatakan akan wisata ke Bukittinggi, pertanyaan yang timbul “ada saudara ya disana?”. Sangat berbeda jika bertujuan ke Bali yang semua orang mahfum pastilah untuk berwisata.
Keindahan Bukittinggi digambarkan dengan baik sekali oleh penyair kawakan. Simak puisi Taufik Ismail yang menggambarkan keelokan wilayah ini. Spanduk sajak Dua Gunung Kepadaku Bicara ini dipasang di rumah sastrawan yang ada di kompleks Rumah Puisi Taufik Ismail di Aia Angek, sedikit di luar kota Bukittinggi.
kelanjutan isi puisi selengkapnya :
Kedua gunung tentu saja
Cuaca dingin bahasanya
Kabut putih kosa katanya
Rintik hujan ungkapnnya
Senyap biru bisikannya
Kepada dua gunung kuulang tanya
Berjawab lewat desahan jutaan daun rimba raya
Bergema begitu indahnya lewat margasatwa
Ombak nyanyian insekta betapa merdunya
Bertanyalah pada Yang Di Atas Sana
( Idul Adha, Senin, 8 Desember 2008. Nagari Aie Angek, di seberang Nagari Pandai Sikek)
Kedua gunung ini bisa dilihat berdampingan dari Ngarai Sianok dan Gulai Bancah dua tempat yang cukup tinggi. Tetapi tampaknya harus punya lensa khusus untuk menangkap kedua gunung dalam sebuah frame. Tempat wisata lainnya yang layak dikunjungi selain Jam Gadang dan Ngarai Sianok, ada benteng Fort de Kock yang dihubungkan dengan Taman Puti Bungsu dan Kebun Binatang (sayang, kurang terawat, kolam air minum rusa kering) oleh jembatan Limpapaeh. Wisata sejarah lainnya ada Rumah Kelahiran Bung Hatta dan Masjid Jamik Taluak.
Bukittinggi yang berhawa sejuk sangat cocok untuk bertanam bunga. Bunga yang menjadi penanda kota ini adalah Dahlia.
Sayangnya semua keindahan itu tak cukup didukung dengan kesiapan kota. Papan penunjuk tempat wisata sedikit, kebersihan kurang terjaga, fasilitas toiletdi tempat umum tak memadai ( toilet dijadikan tempat menyimpan kardus bekas oleh para pedagang). Semoga ada perhatian penguasa setempat.
Klu k bkittinggi jgn lupa maen ke puncak lawang tmpt kelahiran ku. .
Menakjubkan skali dsna. .
Ckup anda aj yg menilai. .
Lalu jgn lupa jg mmpir di embun pagi. .daerah plg dingin di indonesia.
Percya at gx. .cb aj buktiin sndri.
oh iya memang udah ke sana …bagus banget, sepi dan memukau..,ada di cerita di tulisan2 selanjutnya
trims ya
ah kampung halamanku…..spechless ( dan airmataku jatuh berlinang…) aku RINDUUUUUUU
bundaaaaa..jadi makin pingin ke bukittinggi neh apalagi kemarin ada kawan kasih lihat photo photo di bukit tinggi dan ngarai sihanok…:)
Apalagi langit Bukittinggi nya …… tempat favorite untuk lihat langit ya di Kantor Walikota 😀
ke kantor walikota itu cuma sekali, pas mau magrib …, bagus ya lokasinya
Paling suka poto pagi berkabut yang diambil dari jendela hotel Mba Monda. Berasa mistis romantis gitu deh.. 🙂
Makasih ya Mba sudah berbagi…
trims dani,
ini dimabil jam 6, padahal menurutku jam 6 ini udah cukup siang lho (kl di Jakarta udah kabut polusi ya he..he…) tapi masih aja berkabut
Saya berharap, suatu saat bisa benar-benar menetap di Bukittinggi, menyudahi segala perantauan dan menikmati indahnya kampung halaman. Tapi… entah kapan itu bisa terjadi, hehe… 🙂
impian yang indah uda…. tinggal di tempat yang tenang dan sejuk ini
Berharap kelak bisa mengunjungi kota ini …. 🙂
aamiin …
pengen lihat hasil foto2 ranah Minang dari tangan ahlinya
Ternyata Gunung Merapi punya kembaran di Sumatra…
menurut aku, kota akan jadi objek wisata yang rame kalau tiket pesawatnya murah bun.. hehehe..
soalnya aku pasti mikir2 deh kalau mau ke bukittinggi.. ke jakarta aja tiket normalnya 700an ribu, jadi bisa 3 jutaan satu orang cuma untuk tiket pesawat.. mahal.. >.<
nambah hehehe : perbandingannya aku barusan pesan tiket pesawat ke KL – Phuket – Singapore dari kuching harganya cuma 2 jutaan udah PP untuk 2 orang pula..
wah Niee mau jalan2 ke luar negri asyiknya….
iya … kalau dari Pontianak ke daerah lain di dalam negri harus lewat Jakarta dulu ya…. terang aja ongkos jadi mahal….
ongkos tergantung demand juga sih ya…
begitulah keadaan pariwisata di negeri kita, yang penting uang masuk tapi kurang memperhatikan aspek penunjang keindahan dan kebersihannya… sungguh sangat di sayangkan..
mudah2an semuanya cepat berubah deh…
baik dari yang punya temapt ataupun dari pengunjung punya sikap lebih baik
Bukittinggi memang kota yang indah…..rasanya daerah Minangkabau memang indah. Gunung, danau, sawah, ladang, belum songketnya….
Rasanya selalu ingin kembali kesana.
bu Enny sudah sering ya …
iya bu … masih pengen balik ke sana, masih banyak yang belum dilihat
kabutnya tebel juga ya bu. tapi suka ngeliatnya kebutnya menyelimuti gunung… bagus…
tiap pagi itu Man…
dan sesaat sebelum buat foto ini ada monyet2 yang naik pagar dan sampai dekat kolam renang
berkunjung ke tempat2 baru.
mengenal berbagai teman..
asyik juga ya kalau jalan2.
jalan2 memang asyiiik … dan selalu pengen diulang lagi..
terima kasih ya
itu jembatannya cantik ya mbak…tampak kuno gitu…foto yg ada g. singgalang juga bagus…jadi berharap suatu saat sampai di sana juga.. amin…
iya mbak… jadi asyik foto2nya karena tempatnya memang bagus
Iya Kak, yang terakhir itulah kelemahan wisata Sumbar ( kebersihan dan perawatan fasilitas umum) :(.
semoga pemkot dan pemda memperhatikan ini.
aamiin…
tapi pemkot sudah mulai kok dengan tiap 15 menit selalu mengingatkan (kata pak tuo Vyan RH)
aku sendiri belum pernah dengar
Membaca postingan ini saya kembali teringat buku Anak-Anak Langit, dan semakin penasaran, semoga satu saat nanti – dengan alasan dan tujuan yang belum saya ketahui – saya bisa singgah, ‘membaca’ kebesaran Allah di kota ini. Amin..
buku itu belum baca Abi,… cari info ah..