Rumahku berkata kepadaku,
“jangan kau pergi meninggalkan diriku,
sebab di sini tinggal masa lalumu”
dan jalan berkata kepadaku, “mari, ikuti aku,
sebab aku adalah masa depanmu”
dan kepada rumahku dan jalan
berkata aku, “aku tidak punya masa lalu,
pun masa depan. jika aku tetap tinggal di sini, akan
ada yang pergi,
dan kalau aku pergi, akan ada yang tetap tinggal
hanyalah cinta dan kematian mengubah segalanya
hanya bayanganmu yang nampak belaka,
bila kaubalikkan punggungmu ke arah sang surya
pabila kau ungkapkan rahasiamu kepada angin,
jangan menyalahkan angin karena mengungkapkannya
kepada pepohonan
(Kahlil Gibran)
Rumah kakek/nenek selalu membawa kenangan tersendiri. Pernah ketika ada rencana orang tuaku untuk menjual rumahnya karena ingin berkumpul dengan anak cucunya, yang paling menentang justru anak-anakku.
HMm bener banget….kemanapun pergi kita rumah selalu tempat kembali kita..ingin merasakan kehangatan….ketenangan…dari hingar bingarnya dunia diluar sana….
mba Mondaaaaaa…
maapkanlah baru mampir lagi yah…yah..yah…hihihi…
Akh…puisinya indah mbaaa…
kalo ngomongin rumah,…
walopun udah punya rumah sendiri juga,
tapi selalu merasa bahwa rumah itu berarti rumah nenek ku lho mba…
Mungkin karena pas bayi dan masa kecil dihabiskan disono kali yah…
jadi banyak memori nya…
Erry…akupun sedang surut nih bwnya..
rumah nenek diingat terus karena di situlah kenangan masa2 kecil berada ya ..
Puisinya Kahlil Gibran cocok sekali dengan dipadukan foto rumahnya ya Bunda …
rumah (home) memang selalu bikin kangen …
trims Hind,
rumah yang ngangenin ..apalagi kalau kita punya masa2 bahagia di rumah itu ya
Engku Kahlil Gibran menulis puisi dari rumah gadang ini ya mbak. …. Lintas budaya yang tetap berpadu apik nih mbak Monda. Salam
aah..mbak…terima kasih ya…, biasalah cari2 gambar dipas2in aja he..he…
tapi memang aku suka puisi ini ..mengingatkan pindahan rumah berkali2..
Kahlil Gibran ya Bu
Bagus puisinya 🙂
karya2 Gibran bagus2 ya, banyak yg kusuka
mbak Esti suka juga?
Jadi kangen sama rumah masa kecil 😦
Btw, kak Monda mau pindah rumah?
oh nggak pindah rumah,
cuma rumah masa kecilku itu banyak, karena alm papa itu pindah dinas terus
kalau lagi mellow suka pengen lihat rumah2itu
Aaah indahnya puisinya Mba Monda, sambil lihat rumahnya jadi terharu.
memang jago ya Kahlil Gibran merangkai kata…..,
hmm, puisi khalil gibran berpadu dengan rumah gadang… pas banget.
kak, ini foto diambil di sungai batang kah..? #tebakberhadiah 😛
iya betul di Sungai Batang tetangga kirinya Buya…
tunggu hadiahnya buat penebak jitu wk..wk..
ketauan dari pagar besinya.. wkwkk