Pernah kehilangan barang karena diambil orang lain? Aku mengalaminya dua kali, kehilangan dompet dan hp.
Suatu hari aku ijin keluar siang mau ke bank memperbaharui buku. Setibanya di halte busway kubuka tasku untuk mengambil dompet. Tak ada. Kuulangi sekali lagi, tak ada juga. Dengan perasaan mulai panik, akupun menyingkir dari depan loket karcis, pelan-pelan mencari sekali lagi. Betul, sudah tak ada.
Kutelpon ke OB puskesmas untuk mencari dompet tersebut di ruanganku, mungkin jatuh di bawah meja. Tak ada juga. Aduh, jangan-jangan sudah diambil orang.
“Udin, dompet saya diambil orang, coba lihat di dalam tempat sampah, mungkin dompetnya dibuang ke sana. ”
Tak sabar menunggu Udin mencari, aku kembali. Masih ada uang beberapa ribu rupiah di kantong baju, cukup untuk naik angkot kembali ke kantor. Kembali kucari-cari di seluruh ruangan namun tak berhasil menemukan.
“Mbak, pakai uangku saja dulu”
Akhirnya kupinjam uang dari temanku dan menuju ke kantor cabang bank penerbit buku tabunganku untuk mengambil uang di sana, karena untuk kembali menuju kantor pusat tak cukup waktu, jam kerja bank sudah hampir habis.
“Ibu, bawa KTP asli dan fotokopinya?” tanya teller.
“Tak ada mbak, saya baru saja kecopetan. Dompet hilang. Semua tanda pengenal ada di sana. Bisa pakai kartu pengenal Dinas saja?”
“Sebetulnya, tak bisa bu, tapi saya akan tanyakan ke atasan saya”
Intinya tak bisa mengambil uang di bank cabang tanpa fotokopi KTP atau SIM meskipun membawa buku tabungan. Sistem yang sangat menyulitkan.
Mau menangis, punya uang tapi tak bisa diambil, rasanya menjadi orang paling miskin sedunia, hanya punya selembar uang kertas limapuluh ribuan, itupun pinjaman. Mungkin begini rasanya menjadi orang tak berpunya ya.
Keesokan harinya di jam istirahat kuurus surat laporan kehilangan ke kantor polisi yang terdekat dari kantor pusat bank sebagai persyaratan untuk mengganti kartu ATM. Ketika sedang mengantri di CSO bank, seorang temanku menelpon. Dia mengabarkan ada orang yang menemukan dompetku, dan meninggalkan nomor hpnya.
Dengan ditemani salah seorang pegawai puskesmas pria karena aku takut akan ada sesuatu tak diharapkan, kami datangi tempat yang disebutkan dan bertemu dengan petugas satpam sebuah kantor, yang ternyata tak jauh dari tempatku bertugas. Penemunya adalah pemilik warung di depan kantor itu yang menemukannya di balik kursi mikrolet. Pak satpam menelpob semua nama yang ada di dompet itu sampai akhirnya menemukan kartu nama temanku dalam dompet. Kesimpulannya dompet hilang di puskesmas, dari dalam lemari di ruanganku.
Kuperiksa sekali lagi di setiap lipatan dompet, KTP ada, SIM ada, ATM ada, kartu-kartu nama toko ada (perempuan banget deh 😳 ), bahkan masih kutemukan uang di selipan dompet Uang itu adalah sisa uang jajan si sulung yang akan disetor ke tabungan. Dasar pencopet tak teliti. 😛
Kehilangan hp terjadi di angkutan umum. Setelah mengabarkan ke suami kalau aku sudah dekat dengan tempat janji berjumpa, kumasukkan hp ke dalam tas dan segera turun dari metro mini. Tak ada 5 menit. Perasaanku sudah tak enak. Kurogoh tas, hp sudah hilang, tak terasa sama sekali ada orang yang membuka tasku dan mengambilnya.