Wisata Ke Raja Ampat

“Waktu sering jalan-jalan ke pulau dulu itu kita sudah sampai Raja Ampat nggak?” itu pertanyaan mamaku beberapa waktu lalu.

Sejak Raja Ampat dikenal sebagai salah satu titik penyelaman yang terkenal di dunia, sering kami lihat liputannya di berbagai media.  Tempat penyelaman lainnya yang terkenal di Indonesia ada di kepulauan Wakatobi, Bunaken, dan perairan pulau Simeulue. Rupanya mamaku juga  penasaran, karena waktu kami sekeluarga menetap di sana, tempat itu belum terkenal sebagai lokasi olahraga selam, kurasa hanya masyarakat setempat yang tahu. Akupun tahu karena menghafal dari pelajaran Ilmu Bumi Kabupaten Sorong.

Kuingatkan bahwa mama dulu sudah pernah sampai ke pulau Salawati, satu dari  4 pulau besar di Kepulauan Raja Ampat. Ketika itu ada acara kunjungan mantan Presiden Soeharto yang meresmikan proyek di sana, dan  para pegawai dan kaum ibu datang ke pulau  mempersiapkan acara penyambutan, termasuk orang tuaku. Ketiga pulau besar  lainnya di Raja Ampat  adalah Waigeo, Batanta dan Misool. Raja Ampat dahulu masuk dalam wilayah Kabupaten Sorong, setelah pemekaran menjadi kabupaten Raja Ampat dengan ibukotanya di pulau Waigeo. Kabupaten ini terletak di sebelah barat daya kepala burung pulau Papua.

 

Raja Ampat  banyak  memukau penyelam dari mancanegara.  Kepulauan ini terletak di pusat segitiga karang dunia dan memiliki keaneka-ragaman hayati yang mempesona.  75 persen sepesies karang dunia ada di sini, begitu menurut survey The Nature Conservancy.  Jenis ikannyapun mencapai  lebih dari 1000 jenis  – kekayaan ini  membuat Raja Ampat disebut “ibukota ikan dunia”.  Sebagai lokasi penyelaman tempat ini baru dikenal tahun 1990an.

Dahulu sewaktu kami masih tinggal di sana papaku  dan teman-temannya sering pergi memancing di tengah laut di daerah ini. Ikan yang didapat cukup besar, bahkan pernah mendapat ikan tenggiri setinggi adikku yang saat itu kelas 4 SD.

Kami cukup sering berwisata ke pulau-pulau kecil di kepulauan ini, tetapi rasanya belum pernah sampai masuk jauh ke dekat empat pulau besar itu. Ratusan pulau-pulau kecil menyebar di sini, bahkan jaraknyapun sangat berdekatan satu sama lain, jadi sering ditemui ada selat yang sangat sempit. Beberapa kali kami berwisata dalam rangka acara family gathering kantor papa. Pulau yang didatangi ada pulau Sop, yang masih relatif  sangat dekat dari pantai  Sorong. Selain itu kami berwisata ke pulau-pulau kecil yang tak berpenduduk dan tak bernama.

Mungkin karena tak dihuni, pantainya sangat putih bersih, tak ada sampah tentu saja. Laut sangat bening dan bisa jelas melihat ikan-ikan berenang. Tentu saja pemandangan indah ini tak dapat menahan  kami hanya untuk bermain di pantai. Kamipun ikut berenang di laut dangkal. Lokasi pulau-pulau yang kami datangi ini di sekitar pulau Jefman, yang pernah menjadi bandara.  Bandara ini sendiri dibangun Jepang di masa Perang Dunia II, tetapi kini tak difungsikan lagi sejak dibukanya bandara di kota Sorong. Pulau ini masih di wilayah Raja Ampat dan  di sini ditemukan juga gua-gua pertahanan Jepang dan termasuk situs sejarah , meskipun belum ditetapkan sebagai cagar budaya. Dari  Jefman ke  lokasi penyelaman Raja Ampat  kira-kira 1 sampai 2 jam perjalanan lagi.

Wisata ke pulau- ini dihentikan sejak hampir terjadi kejadian tak diinginkan. Ketika turun dari kapal yang lempar sauh di tengah laut,  di selat sempit antara dua pulau kosong kecil karena tak ada dermaga, satu persatu bisa turun dengan aman dan dibantu dengan berjalan  di laut dangkal ke pantai.  Di pantai para ibu membuka bekal makanan dan semua  menyantap hidangan sebelum menjelajah pantai dan berenang.

Suasana riang gembira tiba-tiba dikejutkan oleh teriakan-teriakan. Adik lelakiku  yang ikut berenang dangan  para bapak terlihat menggapaikan tangannya.  Kiranya  tak dinyana ada pusaran air  yang sangat tiba-tiba datangnya, padahal sebelumnya air laut tampak tenang.  Dia tak bisa menghindar dan terhisap terbawa arus ke bawah, empat orang dewasa  yang  berusaha menolongnya harus berusaha sekuat tenaga, kurasa cukup lama juga  kejadian itu. Mereka berhasil meski salah seorang bapak itu sempat terhisap arus  putar itu juga. Yang kuingat waktu itu mereka semua terkulai lemas di pantai, anak buah kapal kemudian menaburkan nasi di lokasi itu sesuai kebiasaan  di sana. Pengalaman yang sangat mendebarkan dan sejak itulah tak pernah berwisata ke pulau lagi.

Artikel kali ini untuk menyambut Hari Kelautan Sedunia atau World Oceans Day 8 Juni.

Selamat hari laut,  sahabat. Yuk, lestarikan keindahan laut kita.

 

46 respons untuk ‘Wisata Ke Raja Ampat

  1. alaika berkata:

    Wah, Kak Monda pernah tinggal di Papua? Sungguh pengalaman yang menakjubkan pastinya bertualang/wisata di sana yaa. 🙂

    Raja Ampat, masih stay cool in my list destination nih, Kak, entah kapan nih bisa main kesana. Pengeeeen! 🙂

    Selamat hari kelautan, semoga laut Indonesia tetap lestari, aman dan terkendali selalu. 🙂

    • monda berkata:

      iya, di sana waktu SD..udah lama banget ya…., di Aceh pernah juga masih balita tapinya….
      insya Allah bisa ke sana ….,ajak2 ya he..he..

  2. Evi berkata:

    Oh pengalaman sang adik yang hampir terhisap pusaran itu, meninggalkan trauma yg dalam di keluarga ya Mbak Mon. ..

  3. DM berkata:

    Oh-oh, Raja Ampat. Tempat yang banyak dibicarakan orang itu. Aku belum pernah ke sana. Mungkin suatu hari jika kondisi memungkinkan. Kudengar, biaya pergi ke Indonesia Timur (Papua) dan traveling ke sana, sama halnya traveling ke Eropa 😀

    Tulisan ini sungguh menggodaku!

    ayooo…tak apa kok menyerah pada godaan.., ulangi pengalaman menggenapi impian, ke Tibet aja nyampe kok

  4. nh18 berkata:

    Raja Ampat ini memang luar biasa sekali …
    saya berkali-kali melihat object wisata alam ini dijadikan ilustrasi betapa indahnya bumi nusantara …

    semoga kita semua bisa menjaganya

    Salam saya Kak

    aamiin

  5. Elsa berkata:

    Ya Allooooooooooh
    aku iri aku iri

    impianku tuh ke raja ampat Mbaaaaaak….

    duuuh semoga tercapai
    amiiiiiiiiiiiiin amiiiiiiiiiiiiiiiiin

    amiiin…amiiin

  6. septarius berkata:

    ..
    duh biaya transport ke papua mahal, bahkan hampir sama ke eropah.. 😦
    kayaknya lebih murah naik rakit aja ke raja ampat hihihi..
    ..
    lebih baik raja ampat tetep sepi aja deh, ntar kalau rame malah kotor banyak sampah..
    apalagi kalo didirikan resort, jd rusak deh alamnya..
    ..

    iya sih, emang mahal banget ke sana ya.., jadi kendala

  7. DV berkata:

    Kalo ngeliat foto2 gituan dan baca tulisan ini, makin ngerasa gimanaa gitu Indonesia negara yang indah tp sayangnya dipimpin pemimpin yg kurang pandai 🙂

    aaah…, semoga ke depannya ada pemimpin yang memuaskan hati kita semua

  8. Clara Croft berkata:

    Saya pengen ke sana.. masuk satu dari sekian banyak lis keinginan..

    Kog pusaran airnya muncul tiba-tiba gitu ya Bu? apa ada palung lautnya di sekitar situ?

    aku nggak ngerti juga kok bisa gitu, tapi kata orang2 sih emang sering kejadian

  9. BunDit berkata:

    Waaa…mau dong diajak ke sana bun hehehe. Dari fotonya aja kelihatan sangat indah ya bun 🙂

    cantik ya bun…, mudah2an bisa ke sana ya..

  10. Mabruri Sirampog berkata:

    ajak saya dong bun ke Raja AMpat….
    luar biasa indahnya alam INdonesia ini…. 🙂

    waduh, saya malah nda tau kalau tgl 8 juni adalah hari laut dunia… 😦

    bunda juga pengen ke sana lagi Mab..

  11. dey berkata:

    Dua tahun yang lalu, suamiku pernah kesana. Liat foto & video yang dia bawa, bener2 indah tempatnya.
    Resort yang dia datengin, dikelolanya sama orang luar, sayang ya …

    Salam kenal mbak …

    salam kenal juga mbak, terima kasih sudah ke sini ya.., waah resortnya punya orang luar…ya ..aling nggak dia bisa bantu mengenalkan Raja Ampat ke dunia luar

  12. Mama Cal-Vin berkata:

    bagus bun, saya pernah baca salah satu tempat terbaik ya. teman saya tinggal dekat sana, ngiri sekali melihat foto2nya 🙂

    ya lokasi ini sudah mendunia banget…, aku cari foto2 kami ke sana belum ketemu

  13. bundadontworry berkata:

    Raja Ampat ini sekarang sungguh luar biasa gaungnya , setelah banyak penyelam luar negeri yg datang kesana ya Mbak Monda.
    Semoga saja dgn banyak didirikan cottage utk touris disana, jgn sampai merusak laut serta keindahannya disana .
    beruntungnya Mbak Monda pernah ke sana .
    kapan ya bunda bisa kesana?
    cuma ada dalam mimpi 😦
    salam

    iya bun, itu harapan kita , semoga keindahannya terjaga

  14. Orin berkata:

    Bundaaaaa… ngiler banget lihat foto2nya itu.. Alhamdulillah ya Bunda pernah ke sana, semoga Orin suatu saat bisa ke sana jg 😉 Aamiin…

    • monda berkata:

      itu kan jaman dulu, dan pengen tahu juga resosrt dan spot selam yang ada di sana,
      biarpun tak bisa selam kan pengen juga ya lihat dari atas air pakai kapal kaca gitu he..he…

      aamiin, semoga aj bisa ke sana ya Rin

  15. lylianathia berkata:

    Duuuh malunya diriku Mba Monda, bapaknya AL tapi nggak perhatiin kalo hari ini adalah World’s Ocean Day…

    semoga kepulauan Raja Ampat, Bunaken dan yang lainnya tetap terjaga kelestariannya…
    hmm.. senangnya Mba Monda yang udah berkeliling seluruh nusantara.. ^_^

    • monda berkata:

      banyak lho mbak pantai bagus nggak jauh dari kita,
      ada pantai Sawarna di daerah Banten,
      ada ceritanya di blognya salah satu narablog, pak Iksa

Tinggalkan komentar