Mendatangi propinsi Sumatera Barat tentu amat sangat tak layak jika meniadakan wisata kuliner. Hidangan Minangkabau sudah demikian terkenal ke seantero jagat raya. Saking populernya Rumah Makan Padang pun juga ada di bulan wk.. wk.. Harus dong dicari rasa otentik olahan tangan gemulai para padussi ranah Minang, mumpung sedang berada di sana.
Beruntung banget dua kali punya kesempatan berkunjung ke daerah ini dan mencoba berbagai jenis menu. Tentu karena ditemani sahabat baik seorang bloger setempat yang kukenal dari dunia maya. Bloger yang ini sedang masa tunggu entah berapa lama, pinjam istilah uda Vizon. Sebagian makanan ini sudah pernah muncul di blog Kisahku. Tulisan ini merupakan rekap, tentu ada editing di sana sini supaya tak sama dan tak copy paste.
Dua kali kunjungan itu kami sekeluarga menginap di Bukittinggi. Sudah barang tentu informasi yang kubagi berbasis di kota ini. Obyek wisata di propinsi ini letaknya cukup berjauhan. Makanya kami buat rute keliling Minangkabau Sumatera Barat ini sejak sebelum berangkat dari rumah. Basis di Bukittinggi dipilih karena kota ini letaknya di tengah.
Menu Sarapan Pagi di Bukittinggi
Kedai Nasi Ayah Bunda Pasar Atas
Rugi ya sudah di Bukittinggi masih sarapan di hotel. Saran dariku sebaiknya pesan hotel tidak usah berikut dengan sarapan. Di Bukittinggi sahabat paling gampang cari sarapan di sekitar Jam Gadang, di lingkungan Pasar Atas. Sarapan di sini termasuk makanan berat juga sih. Mungkin karena hawa kota Bukittinggi itu dingin makanya perlu kalori cukup tinggi untuk menghangatkan tubuh, he.. he..
Kedai Nasi Ayah Bunda sudah memulai aktivitas pada jam 6 pagi. Kedai ini menyajikan masakan khas Minang untuk sarapan dan makan siang. Letaknya ada di los tengah, jalan saja agak ke belakang menyusuri deretan kios di sebelah kiri. Walau kecil dan sederhana kios ini bersih. Pemiliknya pun ramah dan mau diajak bercerita.
Untuk sarapan bisa pilih lontong sayur nangka (katupek gulai cubadak) atau pakis (katupek gulai paku), juga nasi goreng khas Minang.
Selain itu bila suka makanan dengan cita rasa manis bisa pilih bubur kampiun. Bubur Kampiun adalah campuran beberapa macam bubur. Biasanya komposisinya adalah bubur sumsum, ketan hitam, kacang hijau, biji salak dengan kuah santan.
Jika merasa tak sanggup dengan makanan besar lagi ada cemilan seperti salalauak (gorengan berbentuk bulat berisi ikan, khas dari Pariaman) atau berbagai jenis gorengan lainnya.
Nasi Sop Jambu Aia
Selain di Pasar Atas bisa juga datang ke wilayah Jambu Aia (jambu air). Jika posisi Anda di Jam Gadang maka ke kedai Jambua Aia ini harus naik angkutan kota. Cari saja mobil yang jurusan simpang Jambu Aia. Di sini ada kedai nasi sup yang ramai dikunjungi orang. Kedai tak bernama ini kecil saja. Sajian khasnya adalah nasi sup daging sapi yang hangat pedas dan pergedel yang nikmat.
Hidangan lainnya yaitu bubur sambal. Makanan ini terbuat dari bubur beras yang sudah mengental, sehingga menyerupai ketupat, dan ditambah gulai sayuran yang terdiri dari buncis atau nangka. Hidangan ini sama dengan ketupat sayur pada umumnya.
Sarapan pagi bisa ditutup dengan secangkir kopi pahit. Atau coba deh Teh Talua, teh manis yang diberi telur ayam mentah yang rasanya juara banget. Rasanya manis, nikmat, seperti rasa teh tarik tapi tak ada rasa amis telurnya kok.
Menu Makanan Utama di Sumatera Barat
Los Lambuang Bukittinggi
Los Lambuang ini terletak masih di pasar atas di sekitar Jam Gadang. Di bagian tengah pasar ini ada satu blok khusus kuliner. Makanan yang dijual di sini banyak yang berasal dari daerah Kapau. Rasa dan bumbu masakan Minang dari Kapau ini berbumbu lebih pekat daripada daerah lainnya. Mak nyus bangetlah.
Pilihan makanannya bisa minta dicampur saja. Makan nasi Kapau itu letak titik lezatnya bila semua kuah gulai, bumbu rendang, sambal hijau atau sambal lado mudo dicampur jadi satu. Lauk yang kusuka tambunsu. Makanan ini dibuat dari usus sapi yang diisi dengan adonan telur.
Dendeng Baracik Hj. Emi – Aro Talang
Saran makan siang berikutnya dendeng baracik di rumah makan Hj. Emi. Letaknya di jalan lintas Sumatera Aro Talang. Kami ke sini setelah berwisata ke salah satu dari danau kembar, yaitu Danau di Atas.
Masakan di kedai ini pernah diliput oleh Pak Bondan Winarno mak nyus. Dendeng sapi garing diiris tipis, ditambah irisan bawang, cabai merah dan tomat lalu disiram perasan jeruk nipis. Rasanya asam segar agak pedas. Betul mak nyus, makanpun jadi tambah berulang-ulang.
Katupek Pical
Katupek pical di daerah lain disebut ketupat pecal.
Yang membedakan adalah ingredien katupek pical ada mi kuning. Bahan-bahan lainnya adalah irisan halus kol, rebusan taoge, jantung pisang, daun singkong, ketimun kemudian diguyur bumbu kacang, taburan bawang goreng dan kerupuk merah. Lebih unik lagi bila ditambah dengan gulai nangka.
Rasanya bagaimana? Yang kusantap hanya katupek pical tanpa gulai nangka he.. he .. Terasa lezat dan pedas tetapi unik karena ada rasa mi.
Katupek Pical disantap di Pasar Kamis di Nagari Kamang. Tetapi di Los Lambuang pun ada penjualnya.
Dendeng Batokok – Muaro Kalaban – Sawahlunto
Dendeng Batokok adalah dendeng garing tipis berwarna kehitaman yang dilumuri minyak kelapa ala rumahan. Setelah daging dibumbui lalu dibakar di atas bara batok kelapa. Daging kemudian ditokok atau dipukul lalu dibalur minyak kelapa. Harum minyak kelapa itu sungguh menggugah selera.
Tentu saja hidangan khas rumah makan Minang lainnya juga ada di sini. Jadi dendeng batokok dimakan beserta sambal lado (sambal cabe merah halus yang juga wangi minyak kelapa).
Dua kali kunjungan ke Sawahlunto, dua kali pula datang ke sini. Susah dilupakan kenikmatan rasanya he.. he… Sayangnya lupa foto dendeng batokok yang disajikan di meja, sudah tak sabar ingin dinikmati sih.
Alamat RM Dendeng Batokok Muaro Kalaban JL Lintas Sumatera, Simpang 3, Muaro Kalaban, Silungkang, Sumatera Barat 27422
Sate Mak Syukur Padang Panjang
Satu lagi jenis kuliner yang tak boleh dilewatkan di propinsi ini. Sate Mak Syukur. Memang outlet sate ini sudah banyak tersebar di ibukota. Tapi tentu beda bila dicicip di daerahnya langsung.
Sayangnya kami tak sempat makan di restorannya langsung, karena sudah harus ke bandara. Maksa banget mau mampir di sini, walau deg-degan karena takut terlambat ke Padang. Baiklah dibungkus saja dan dimakan di bandara Internasional Minangkabau di Padang.
Keisitimewaan sate Mak Syukur yaitu memakai daging dan lemak, bukan jantung atau lidah. Kuah sate ada rasa mirip kari. Kuah diberikan berlimpah. Uniknya saat menyesap kuah sate ini makin lama makin terasa pedas.
Sate Danguang-danguang Payakumbuh
Selepas berbasah-basah di air terjun di wilayah Lembah Harau, jangan lupa cari sate Danguang-danguang khas Payakumbuh. Sate ini mirip dengan sate Padang, begitu kita di luar Minang menyebutnya, tapi yang ini berasal dari Payakumbuh. Perbedaan terletak pada bumbu kuah satenya.
Rasa sate asal Payakumbuh ini hampir mirip dengan empal daging. Bumbunya terasa gurih, kuah sate terasa sedikit lebih manis dan tak terlalu pedas.
Makanan Selingan
Selain makanan utamanya yang nikmat, camilan alias makanan selingannya pun tak kalah enak. Ini yang kami cicipi, lamang tapai duren yang disambung dengan minum aia kawa alias rebusan daun kopi. Lokasinya di dekat Rumah Puisi Taufik Ismail di luar kota Bukittinggi.
Di dangau aia kawa lainnya bisa coba juga bika padang yang rasanya mirip apem.
Makanan selingan lainnya yang mudah dicari di pasar yaitu ada cindua langkok, mirip es cendol. Di Los Lambuang pun ada. Di sekitar danau Maninjau coba cari penci, kerang kecil dari danau yang direbus berbumbu. Juga sempatkan berhenti sejenak di Matur, yang letaknay sebelum danau Maninjau. Di sini banyak penjual kacang gongseng yang garing. Nikmat sebagai camilan di jalan bar hilang ngantuk.
Mudah-mudahan beberapa jenis makanan wisata kuliner khas Minangkabau Sumatera Barat ini bisa cocok di lidah Anda. Harga makanan di sini pun terjangkau banget deh.
Semua makanannya bikin ngiler.
Mantap catatannya, Bisa dibawa kalau aku ke Sumatra Barat lagi nih Mbak 🙂
waah .. pasti catatan pak Krish lebih panjang lagi lho
Masakan minang memang mantab..
Lihat fotonya jadi laper deh mbak..
masakan Minang cocok dengan selera banyak orang ya, jadi penggemarnya banyak
terima kasih kunjungannya May
waduhhh bikin mupeng kabeh, langsung ceguk nih
hi.. hi.. pengen langsung hap ya
Membaca nama-nama makanan diatas koq jadi ingat lagu Bareh Solok.tanak didandang 🙂 Ah jadi kepingin mencoba makan di resto Padang di Melbourne. Ada dua di City, Salero Kito Padang dan Minang Nasi Padang.
khasnya nasi padang itu bareh solok yang nggak pulen itu ya mbak..
boleh nih mbak sesekali cerita kuliner tanah air yang ada di Melbourne
sumbar termasuk daerah surga kuliner … banyak yang enak2.
beberapa kali mengunjungi bukitinggi, tapi makanan Bukitinggi yang paling berkesan bagi saya sih Katupek Pical 🙂
makanan minang jadi kesukaan banyak orang ya
Waduh baru tahu, kalau rumah makan Padang juga ada di bulan. kwkwkw…
Parade kuliner yg menggoda nih mbak. Belum mencoba yg Pasar Atas Bukik, baru tergagap pedasnya itiak lado mudo dan membawa pulang yg dibekukan. Maknyus mantap…
itik lado mudo itu kenapalah luput terus ya ha.. ha…
dua kali ke Bukittinggi masih belum jodohku mbak
Betul kak, andai manusia udah bisa bikin rumah di bulan, pasti rumah makan padang pun akan turut dibuka di sana 😀
hi.. hi.. saking banyaknya penggemar masakan Padang
Salah satu impian saya menikmati nasi padang di ranah Minang ???? sama makan mpek2 di Palembang. Semoga bisa terwujud…
kalau impianku makan soto Banjar di Banjarmasin …
waktu itu udah buat rencana ke sana tapi gagal
Katupak pical, lucuu namanyaa. Makasih sharingnyaa mbak, jadi mendadak lapar liat foto” makanan. Hehehehe
iya… kekayaan kuliner kita melimpah ya
Terakhir ke Padang itu tahun 2011 dan liat postingan mba Monda jadi pengen kesana lagiii.. Cuman sayang saudara2 suami disana udah pada ngga ada, jadi susah minta temenin buat wiskul hihihi. Itu lamang duren & bubur kampiun bikin ngileeeer.. semoga ada kesempatan jalan2 kesana 😀
lemangnya itu memang enank banget deh..
belumpernah ketemu lemang seenak itu di sini, itu bakarnya langsung ditempat..masih anget
Kalau lihat foot2nya sptnya enak semua nih kak, aku penasaran salalauak itu mirip pempek palembang ga sih?.
sala lauak itu mirip banget combro Nel , cuma bahannya beda dari tepung beras plus ikan,
Ondeh, taragak lontong pical jo dendeng batokok, haha :9
oooohh.. padussi Minang tho Nia?
Kak Monda, tulisannya lengkap dan buat ngiler aja nich. Yang ada jadi keingat itik lado ijo juga nich kak, maknyosss
hadeeh.. itik lado mudo itu bikin penasaran
Duh, lengkap banget ulasannya Kak. Bikin laper.
Jadi pengen nyicip bubur kampiun, tp yg lumayan rasanya di daerah blok M ga tau pindahnya kemana 😀
waah. … pindah ke mana ya, nggak ninggalin jejak, sayang banget
Entah kenapa lidah saya kurang cocok dengan masakan padang yang ada di sekitaran Madiun, bumbunya terlalu nendang Mbak. 🙂
Saya pilih bubur kampiunnya, aja lah Mbak, warna warni menarik sekali kayaknya 🙂
nggak apa Tarry.. selera nggak bisa dipaksa ya..
iya bubur kampiun mungkin lebih cocok buat yang nggak suka pedas dan makanan berbumbu
enak… sampai berkali2 minta tambah
Wah cukup lengkap dan mewakili masakan berbagai daerah Minang.
Dendeng batokok dan gulai tambusu bikin ngiler, hehe
hi.. hi.. nulis ini lagi aja aku juga langsung kangen tambunsu da
Saking bervariasinya nampaknya masakan Padang itu nggak hanya sebatas yang disajikan umumnya di restoran-restoran Padang ya. Wah!!
iya.. variasinya banyak..
masih ada lagi gulai itik yang kabarnya enak banget
campuran beragam bubur itu gimana rasanya ya, penasaran
pokoknya enak dan bikin kangen
di Batam tak adakah?
kalau di Medan nyebutnya toge
Kulinernya enyak enyaaak ya….
sedap mantap semuanya
Waah aku juga lagi ngulas Nasi kapau juga nih mbak. hahaha
manaaa langsung ke tkp ah
Mei 2016 ke Padang, mampir ke Bukittinggi, yang sempat dicoba kulinernya sate mak syukur dan danguang-dangung, enak banget rasanya beda dengan sate mak syukur yang di jakarta 😀
aku kurang menikmati sate mak Syukur makannya di bandara sih buru2 ha.. ha..
kacau bangt ya
Lengkap sekali review – nya ???? Dari semuanya, saya baru pernah cicip sate mak Syukur. Oh ya, salalauak tidak bisa diterima lidah saya. Kalaupun saya makan, hanya untuk basa – basi saja karena sudah disajikan. Hehe.
ooh Franny nggak suka rasa ikannya ya?