Kemarin sore Jakarta macet lagi melebihi hari biasa yang memang sudah terkenal macet. Kali ini selain menjelang hari libur, kemacetan terjadi karena ada sebuah gedung terbakar di jalan utama. Macet panjang tak dapat dielakkan lagi.
Tak jauh dari terminal, bis tiba-tiba saja berbalik arah untuk menghindari kemacetan sehingga tidak melalui jalur yang seharusnya, padahal penumpang masih sedikit. Aduh, apa jadinya jika tadi aku menunggu di tempat biasa pastilah aku akan lama menunggu bis yang tak kunjung muncul. Karena melihat kepadatan lalu lintas aku memang berjalan ke arah terminal,. Sudah menjadi rahasia umum di tengah kemacetan supir bis suka mencari alternatif sendiri. Beberapa kali kejadian seperti ini pernah kualami, kadang-kadang malah polisi yang menyuruh menghindari jalur bis, seperti di cerita ini, Metromini Nyasar.
Kondektur menarik ongkos dengan harga dinaikkan seribu rupiah, alasannya bila tertangkap yang berwajib karena berada tidak di jalurnya, mereka mempunyai kelebihan untuk salaman. Padahal menurutku itu disengaja karena jumlah penumpang masih sedikit, dan tarikan lebih besar dari tarif resmi dimaksudkan untuk menutup supaya mereka tidak terlalu tekor bayar setoran.
Kemacetan sering terjadi di hari Jumat sore atau bila esok adalah hari libur, mungkin dikarenakan banyak orang yang ingin pulang cepat dan pergi ke luar kota. Hari lain lagi yaitu Senin pagi, kita harus berangkat jauh lebih pagi bila tak ingin terlambat tiba di kantor.
Kebalikannya pada hari Selasa adalah hari yang cukup sepi. Pernah kudengar obrolan sesama supir angkot yang berpapasan … :
“Udah berapa rit lu… banyak sewa? “.
Jawaban temannya : ” Gimana banyak ..? Semua orang juga tau dari jaman nenek moyang Selasa itu sepi”.:P
Cerita ini bukan keluh kesah ya teman, sekedar berbagi pengalaman, karena apapun yang dihadapi sehari-hari adalah romantikanya orang hidup, he..he..he..
terus terang, saya malah seneng kalo sopir angkot mencari jalan tikus untuk menghindari macet, asal jangan naikin tarifnya yaa 🙂
senin berangkat dan pulang macet berat … sigh
Ah, romantika hidup di kota besar… 😐
*menghela nafas*